Seperti diberitakan Republika, media terkemuka Asharq al-Awsat berhasil melacak keberadaan aktor intelektual pemberontak Syiah Houthi tersebut. Yahya telah lama merencanakan mencari suaka politik di Jerman, tepatnya Kota Bonn.
Kakak kandung dari pemimpin pemberontakan Houthi, Abd al-Malik itu, datang di Jerman pertama kali pada 2006, melalui Skandinavia. Tokoh yang pernah menjadi anggota parlemen Yaman tersebut sempat terhimpit masalah ekonomi. Perekonomiannya mulai membaik setelah berkunjung ke sejumlah negara.
Di Bonn, penanggungjawab di sayap politik gerakan Ansharullah itu berdagang obat-obatan dan apartemen. Kendati bersembunyi dan menjauh dari publik, Yahya masih menjalankan aktivitas politiknya.
Pada 26 Oktober 2009, karena Yahya tidak dapat dihadirkan di Yaman, ia disidang in absentia. Pengadilan menuduhnya menjadi agen untuk negara asing, dalam hal ini Iran.
Yahya sempat secara resmi kembali ke Yaman pada Juni 2013 dan Desember 2014. Setelah itu ia menghilang hingga kini. [Siyasa/bersamadakwah]
